Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris “science”, yang dalam arti
luas terdiri atas ilmu pengetahuan social dan ilmu pengetahuan alam (natural science). IPA adalah ilmu
pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Dalam artian
metodenya yang menentukan apakah pengetahuan itu ilmiah atau tidak. Metode
ilmiah merupakan cirri khusus yang dapt dijadikan identitas dari IPA.
Para
ilmuwan mempunyai pendapat yang berbeda mengenai IPA, diantaranya:
(Nash,
1963) dalam bukunya The Nature of Nature
Science: “science is a way of looking at the world”. IPA dipandang sebagai
suatu cara/metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia.
Cara memandang IPA itu bersifat analisis, ia melihat sesuatu secara lengkap dan
cermat serta dihubungkannya dengan obyek lain sehingga keseluruhannya membentuk
perspektif baru tentang obyek yang diamati tersebut. Lebih lanjut Nash
menandaskan bahwa “The whole science in
nothing more than a refinement of everyday thinking” . pola piker yang
tidak sama dengan pola piker sehari-hari, berpikirnya harus menjalani “refinement” sehingga cermat dan
lengkap.
Pendapat
Nash ini diperkuat oleh Einstein (Nash. 1963) bahwa: “Science is the attempt to make the chaotic diversity of our sense
experience correspond to a logically uniform system of thought. In this single
experiences must be correlated with thw theoretic structure in such a way that
the resulting coordination is unique and convincing”. IPA dipandang sebagai
a logically uniform system of thought. IPA merupakan sutu pola piker logis dan
seragam. Inilah metode ilmiahnya.
(Bernal,
1969) dalam bukunya “scence in history” mengatakan ilmuwan mempunyai pendapat
yang berbeda untuk menjawab pertanyaan “apa manfat dan arti dari IPA. Pada
awalnya, IPA diartikan sebagai pengetahuan umum yang berisi apa saja yang
diketahui manusia kemudin berkembang menjadi pengetahuan yang benar secara
rasional artinya bebas dari takhayul atau kepercayaan. Kemudian erkembang lagi
sebagai pengetahuan ilmiah yang rasional dan obyektif. Pekerjaan manusia dapat
mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu. Artinya suatu obyek yang sama akan
diartikan sangat berlainan oleh orang yang mempunyai latar belakang pekerjan
yang berbeda.
Contoh
sebagai tanggapan terhadap suatu onyek sapi. Kalau kita Tanya kepada pak tani:
sapi itu apa sih pak? Pak tani jawab: sapi adalah sejenis kerbau tapi kulitnya
putih, digunakan untuk membajak sawah atau menarik gerobak. Pertanyaan yang
sama untuk guru biologi, mungkin saja guru itu menjawab: sapi itu termasuk
kelas mamalia berkaki empat, menyusui, dsb. Lain halnya dengan ahli gizi kita
bertanya dan menjawabnya: sapi termasuk binatang yang berkadar protein tinggi,
dagingnya lebih lunak dari daging kerau dan seterusnya. Di sisi lain pengusaha
mungkin menjawab seputar pertanyaan yang sama bahwa: sapi itu termasuk golongan
komoditi ekspor non migas.
Dari
jawaban-jawaban tersebut menurut Bermal
untuk dapat memahami IPA haruslah melalui pemhaman dari berbagai segi yakni
dengan menonjolkan adanya lima aspek IPA yang dapat dipandang sebagai:
a. institusi,
yaitu eksistensinya dalam masyarakat yang merupakan satu bidang profesi seperti
halnya bidang-bidang profesi yang lain, misalnya bidang hokum, kedokteran, dll.
b. Metode
sebagai suatu yang mempunyai langkah-langkah tertentu yang merupakan pola
berpikir deduktif maupun induktif
c. factor
utama untuk memelihara dan mengembangkan produksi merupakan kumpulan
pengetahuan ilmiah yang telah disusun secara logis dan sistematis,
d. sebagai
suatu alat untuk menguasai dan memelihara alam serta mengembangkan produksi guna
kesejahteraan manusia.
e. dan
factor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam
semesta dan manusia.
Nagel
dalam bukunya Philosophy of Science Today (Morganbesser,1967) berpendapat
bahwa:
1. tujuan
IPA sebagai alat untuk menguasai alam dan untuk memberikan sumbangan untuk
kesejahteraan manusia. Contoh: berbagi keuntungan uang didapat dari IPA dan teknologinya di bidang
kesehatan dan industry.
2. IPA
dapat dilihat sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam arti
suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa
3. IPA
dilihat sebagai metode merupakan suatu logika yang umum digunakan untuk menilai
suatu masalah.
Dalam
bukunya UNESCO handbook unesco science
bahwa science is what scienticsts do. IPA adalah apa saja yang dikerjakan oleh
ilmuwan IPA yakni : mengumpulkan pengetahuan ilmiah sehingga menjadi body of
scientifitic knowledge dan proses untuk mendapatkan scientifitic knowledge itu.
Science is a collection of well attested theories which explain they patterns
and regulatiers and irregulatiers amoung carefully studied phenomena. Jika diartikan
secara bebas maka seperti ini IPA adalah sekumpulan teori-teori yang telah
diuji kebenarannya, menjelaskan tentang pola-pola dan keteraturan maupun
keteraturan dari gejala yang telah diamati secara saksama. IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan, dalam hal ini adalah teori-teori dan IPA adalah
menjelaskan fungsi dari pengetahuan atau teori itu yaitu menjelaskan adanya
pola hubungan antara berbagai gejala alam.
Post a Comment