Kisah Perang Khaibar

Monday, May 21, 20120 komentar

Yahudi Khaibar adalah kabilah Yahudi paling kaut dibanding kabilah-kabilah Yahudi lain pada saat itu. Secara ekonomi pun, mereka terbilang paling makmur dan paling lengkap persenjataannya. Senjata mereka paling ampuh pada saat itu adalah kebohongan, khianat, propaganda yang memancing perselisihan. Oleh karena itu, mereka paling keras permusuhannya terhadap Rasulullah saw, dan paling banyak melakukan pengkhianatan terhadap kaum muslimin. Mereka bahkan tidak segan-segan menyuruh sebgian kaumnya untuk pura-pura masuk islam dengan tujuan membuat kekacauan di dalam tubuh kaum muslimin mengenai agamanya dan berusaha menebar segala macam fitnah.
Para ahli sejarah bersepakat bahwa Perang Khaibar terjadi pada tahun ke-7 Hijriyah. Akan tetapi mereka berbeda pendapat mengenai bulannya. Al- Waqidi dalam Al-Maghazi menyebutkan bahwa peristiwa Khaibar terjadi pada bulan Safar. Sementara itu, dalam Tarikh At-Tabari disebutkan bahwa penaklukan khaibar terjadi pada bulan Muharram. Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada bulan Jumadil Ula. Atas hal ini, Ibnu Khayyat berpendapat. “Pergerakan pasukan dimulai pada bulan Muharram, bertempur pada bulan Safar, dan kembali pada hari kesepuluh bulan Rabiul Awal”.

Analisa kontemporer menyimpulkan bahwa peristiwa Khaibar disebabkan oleh beberapa hal seperti yang disampaikan dalam Mausuah Gazwat Ar-Rasul : “Orang-orang Yahudi Khaibar banyak memberikan sumbangan kepada kabilah-kabilah yang menetap di pelosok utara Hijaz, daerah tempat kembalinya orang-orang Yahudi yang mengungsi dari Madinah, khususnya Yahudi Bani Nadhir. Merka berusaha dengan keras dan gigih mengumpulkan sekutu untuk melawan Rasulullah saw. Artinya, tujuan pengerahan pasukan oleh Rasulullah saw adalah untuk membasmi pusat kekuatan yang sangat berbhaya dan mengncam keberadaan Madinah, menypu bersih gerakan-gerakan Bani Nadhir dan memecah belah koalisi mereka yang keberadaannya menjadi penghalang bagi perluasan islam di wilayah utara.

“Selain itu, pengerahan pasukan Madinah juga bertujuan untuk menjaga kelanggengan Perjanjian Hudaibiyah bagi umat islam dari bahaya dan ancaman-ancaman orang-orang musyrik Mekah. Itu berarti juga bahwa Rasulullah saw menggunakan kekuatan kaum muslimin guna memperluas kekuasaan islam ke sebelah utara, menguasai hasil penting dari sumber daya alam Khaibar, dan menundukkan kabilah-kabilah yang menggantungkan hidupnya dari hasil-hasil tersebut sebagai kebutuhan primer mereka sehingga mereka menjadi loyal kepada Madinah.”

Di Khaibar, terdapat beberapa benteng. Benteng yang terpenting di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      An-Nathat: meliputi Na’im, Ash-shu’ab, dan Qillah;
2.      Asy-Syaqq: meliputi Ubay dan Al-Bari;
3.      Al-Katibah; meliputi Al-Qamush, Al-Wathih, dan As-Sulaim.

Benteng Na’im merupakan benteng yang pertama kali ditaklukan. Benteng Al-Qamush sebagai benteng paling besar dan kokoh. Al-Watih dan As-Sulaim ditklukkn berdasarkan kesepakatan perdamaian.
Setelah berhasil dibebaskan, Khaibar selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada penduduknya dengan ketentuan bahwa kaum muslimin akan memperoleh sebagian dari setiap hasil panen dan kurma.

Sumber: Syaamil Al-Qur'an....
Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SAHABAT PENA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger