Kisah Cinta Bermakna. Saya bercerita tentang
kedua orang tuaku yang sudah puluhan tahun menjalani kehidupan rumah
tangganya dalam suka duka. Berbagai macam rintangan yang mereka hadapi dengan
begitu sabar dan tabah demi kelangsungan kehidupan rumah tangga mereka
(sakinah, mawaddah, warahmah).
Saya sangat bangga dengan
orang tua saya bisa menyekolahkan kami sampai kami di perguruan tinggi, apalagi
kami tidak tergolong sedikit. Saya bersaudara delapan orang tujuh perempuan dan
satu laki-laki. Orang tua kami tidak pernah mengeluh untuk anaknya, saling
mendukung antara ayah dan ibu.
Meskipun terkadang terjadi
perselisihan tapi itu tidak pernah membuatnya mereka saling menyakiti satu sama
lain. Saya terharu dengan ayah saya menjadi seorang kepala rumah tangga
tidaklah mudah, ketika ibu saya kewalahan dalam mengurus anak-anaknya ayah saya
turun tangan dalam pekerjaan rumah tangga. Ketika ibu saya sakit ayah saya
selalu memberikan perhatian, menjaga, dan merawatnya hingga ibu saya pulih dari
sakitnya.
Sebaliknya ketika ayah
sakit parah, ibu saya selalu menemani nya, memberikan semangat untuk bisa
sembuh dari penyakit ganas nya. Kami anak-anaknya berharap agar ayah kami bisa
sembuh dan kembali lagi dengan gayanya yang sangat kocak, bercanda, dan tertawa
bersama. Sampai sekarang ibu saya tetap menemani ibu saya meskipun penyakit
ganas nya telah membuat ayah saya cacat seumur hidup. Ya Allah limpahkanlah kasih sayang kepada kedua orang tuaku.
Ibu saya selalu berpesan
untuk selalu berbuat baik pada suami, menemani suami, tidak meninggalkan suami
pada saat susah, senang, dan saling mendukung satu sama lain. Jangan saling
mencela satu sama lain. Terimalah dengan kekurangan yang ada. Karena itu adalah
nikmat bagi orang yang berpikir. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah swt
kekurangan terdapat pada manusia. Saya jadi teringat pada surah Ar-rahman yang
artinya selalu berulang-ulang disebutkan pada ayat tersebut. “nikmat Tuhan mu mana
lagi kah yang engkau dustakan?”
Selain itu saya sangat
bersyukur mempunyai orang tua seperti ayah ibu saya yang senantiasa selalu
mendekatkan diri kepada Allah swt. Meskipun susah senang shalat lima waktu tak
pernah mereka tinggalkan, puasa, berdzikir, sampai membaca tarekat di waktu
pagi dan petang.
Sungguh ini membuat saya
terinspirasi dan saya sangat berharap saya bisa lebih dari mereka berdua. Ayah,
ibu doakan anakmu agar anakda bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan
penuh kesabaran sampai anakda mempertanggung jawabkannya di depan sang Khalik.
saya doakan mudah-mudahan ini yang pertama dan terakhir untuk pernikahan ayah ibu saya. Aamiin...
Love you my parents
Post a Comment