Belajar bukanlah menghafal
sejumlah fakta atau informasi yang diperoleh. Belajar adalah berbuat, memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk itu, perlunya strategi pembelajaran yang dapat mendorong aktivitas peserta didik. Aktivitas peserta didik
meliputi aktivitas
fisik dan
aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa akan
pentingnya aktivitas psikis dalam menyelesaikan masalah fisika.
Banyak guru yang jika mengajar hanya mentransfer pengetahuan atau informasi yang diperoleh kepada peserta didik tanpa melibatkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah fisika, sehingga peserta didik kurang kreatif dalam menyelesaikan masalah fisika karena tidak diberinya kesempatan mengeluarkan ide atau pendapat mereka masing-masing. Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya. Kenyataan ini diperlihatkan dalam proses pembelajaran fisika, pada saat peserta didik memproses atau membangun cara berpikirnya dengan dan tanpa melakukan observasi langsung terhadap objek alam. Beberapa konsep fisika yang abstrak memerlukan kajian dengan melibatkan peserta didik untuk melakukan pengamatan-pengamatan sederhana dalam bentuk demonstrasi sehingga memudahkan mereka membangun cara berpikirnya untuk dapat memahami konsep tersebut.
Banyak guru yang jika mengajar hanya mentransfer pengetahuan atau informasi yang diperoleh kepada peserta didik tanpa melibatkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah fisika, sehingga peserta didik kurang kreatif dalam menyelesaikan masalah fisika karena tidak diberinya kesempatan mengeluarkan ide atau pendapat mereka masing-masing. Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya. Kenyataan ini diperlihatkan dalam proses pembelajaran fisika, pada saat peserta didik memproses atau membangun cara berpikirnya dengan dan tanpa melakukan observasi langsung terhadap objek alam. Beberapa konsep fisika yang abstrak memerlukan kajian dengan melibatkan peserta didik untuk melakukan pengamatan-pengamatan sederhana dalam bentuk demonstrasi sehingga memudahkan mereka membangun cara berpikirnya untuk dapat memahami konsep tersebut.
Hal yang cukup berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik di
sekolah adalah sikap dan minat
belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian I Dewa Putu nyeneng(2008: 11) yang berjudul “hubungan minat dan cara belajar dengan hasil belajar”
setelah dianalisis diperoleh hubungan antara minat dan hasil belajar yang
sangat kuat dan signifikan, ini dapat dilihat dari koefisien korelasi (r =
0,61) dan thit (5,16) > ttab (2,42). Minat
belajar yang tinggi berkorelasi dengan hasil belajar yang baik, sehingga
berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik di
sekolah ini. Jika minat belajar peserta didik dapat ditingkatkan, maka dapat
diharapkan bahwa hasil
belajar peserta didik juga akan meningkat. Strategi meningkatkan minat
belajar peserta didik sering menjadi masalah tersendiri bagi para guru karena
terdapat banyak faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi minat
belajar peserta didik. Guru menerapkan prinsip-prinsip minat belajar peserta
didik dalam desain pembelajaran, yaitu ketika memilih strategi dan metode
pembelajaran. Pemilihan strategi dan metode tertentu ini akan berpengaruh pada
minat belajar peserta didik.
Ilmu
Pengetahuan Alam sebagai ilmu terdiri dari produk dan proses. Produk Ilmu
Pengetahuan Alam terdiri atas fakta (misalnya:orang menghirup udara dan
mengeluarkan udara dari hidungnya), konsep: (misalnya: udara yang dihirup ke
dalam paru-paru lebih banyak kandungan oksigennya dibandingkan udara yang
dikeluarkan dari paru-paru, logam memuai bila dipanaskan), prinsip (misalnya:
kehidupan memerlukan energi), prosedur (misalnya: pengamatan, analisis data,
tabulasi data, pengukuran), teori (misalnya: teori asal mula kehidupan), hukum
dan postulat (misalnya: hukum Boyle, Archimedes, Postulat Kock). Semua itu
merupakan produk yang diperoleh melalui
serangkaian proses penemuan ilmiah yang didasari oleh sikap ilmiah.
Sikap
atau attitude adalah suatu konsep
paling penting dalam psikologi sosial. Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi
(sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu maupun sikap
kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Menurut Mundilarto,(2002:5), pendidikan fisika harus dapat menjadi pendorong yang kuat untuk
menumbuhkan sikap dan rasa ingin tahu serta keterbukaan terhadap ide-ide baru
maupun kebiasaan berpikir analitis kuantitatif. Dalam diri peserta didik perlu
ditumbuhkan kesadaran agar mereka dapat melihat fisika bukan semata-mata
sebagai kegiatan akademik saja, tetapi terlebih lagi sebagai cara untuk
memahami dunia tempat mereka hidup.
Sikap peserta didik terhadap fisika masih dianggap kurang, hal ini ditandai
dengan sikap negatif peserta
didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik menampilkan sikap kurang
bersemangat, kurang bergairah
dan tidak siap dalam pembelajaran. Ada peserta didik yang terlihat
minder/kurang percaya diri terhadap temannya yang pandai dalam pembelajaran fisika.
Pada dasarnya peserta didik
menganggap pembelajaran fisika
ini hanya abstrak, pelajaran yang hanya berisi kumpulan rumus yang rumit,
peserta didik tidak melihat adanya hubungan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-harinya, tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan terhadap pelajaran
ini akan menjamin masa depan mereka nantinya. Ketika diberikan suatu
tanggungjawab berupa pekerjaan rumah merekapun kadang tidak senang.
Hal lain yang
dinampakkan peserta didik adalah kurangnya minat belajar fisika yang ditandai
dengan masih ada peserta didik yang kurang berpartisipasi dalam pembelajaran
fisika, tidak segera mungkin mengumpulkan PR fisika, kurang berinisiatif
memahami materi fisika sehingga konsentrasi dan ketelitian peserta didik dalam
mengerjakan tugas fisika menjadi terganggu pada saat proses pembelajaran fisika
berlangsung.
Fisika merupakan mata
pelajaran yang banyak menuntut intelektualitas yang cukup tinggi sehingga sebagian
besar peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Akibatnya
seringkali menimbulkan masalah pada
saat proses pembelajaran fisika berlangsung. Gejala ini menunjukkan bahwa sikap dan minat peserta didik
memiliki masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran fisika, sehingga
peserta didik kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran fisika. Hal ini dapat
menyebabkan hasil belajar fisika yang diharapkan sulit untuk dicapai. Keadaan
yang demikian ini, akan lebih parah lagi apabila digunakan model pembelajaran
yang tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan dipelajari.
Untuk itu diperlukan
sebuah solusi yang dapat dilakukan agar pembelajaran
menjadi bermakna dan lebih
memberdayakan peserta didik. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan
peserta didik menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong
peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Salah satu
strategi belajar yang dimaksud adalah strategi belajar dengan pendekatan inkuiri berwawasan lingkungan yang
juga merupakan salah satu bagian dari pendekatan kontekstual.
Gulo (dalam Trianto, 2009:193), menyatakan strategi
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran
inkuiri adalah (1) keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada
tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri peserta
didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran
yang berwawasan lingkungan adalah pembelajaran yang menghubungkan peserta didik
dengan lingkungannya sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kepeduliannya
terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi sehingga menumbuhkan sikap
mencintai lingkungan.
Pembelajaran melalui pendekatan inkuiri berwawasan lingkungan
adalah suatu rangkaian pembelajaran yang
menghubungkan peserta didik dengan lingkungan yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran fisika di MTsN 2 Makassar khususnya di kelas VIII1 masih menerapkan metode pembelajaran
konvensional, yaitu pelajaran yang sebahagian besar dengan penghafalan,
pemilihan informasi ditentukan oleh guru, materi pembelajaran cenderung
bersifat abstrak dan kurang konkrit, memberikan tumpukan informasi kepada
peserta didik, dan penilaian hasil belajar peserta didik hanya melalui kegiatan
akademik. Metode pembelajaran konvensional ini dianggap sebagai penyebab
peserta didik malas untuk belajar, karena metode ini kurang menarik bagi
peserta didik, dianggap fisika merupakan sekumpulan materi-materi yang harus
dihafal, sehingga dapat mematikan gairah belajar sehingga sikap dan minat peserta didikpun kurang
berkembang.
Post a Comment