Kisah Ummul Qura

Tuesday, May 22, 20120 komentar

http://akhmadguntar.com/wp-content/uploads/2008/umroh2008/mekkah-petang-hari.jpgUmmul Qura adalah sebutan khas untuk kota Mekah. Ini seperti dinyatakan Allah swt dalam Al-Qur’an, “Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (mekah) dan orang-orang
yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang beriman kepada (kehidupan)
akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan mereka selalu memelihara salatnya.” (QS.Al-An’am, 6:92). Mekah merupakan kiblat kaum muslimin sekaligus sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad saw. Kota Mekah adalah sebuah lembah yang tidak begitu luas di tengah lautan pasir. Bukit-bukit mengurung lembah ini rapat-rapat. Begitu rapatnya sehingga Cuma ada tiga jalan untuk keluar dan masuk ke Mekah. Jalan pertama menuju ke Yaman, jaln kedua menuju ke laut Merah, dan jalan ketiga adalah jalan yang menuju ke Palestina. 

Ribuan tahun yng lalu, Lembah Mekah hanyalah sebuah tempat persinggahan rombongan kafilah, baik yang datang dari Yaman menuju Palestina maupun sebaliknya, yang datang dari Palestina menuju Yaman. Nabi Ismail lah yang pertama kali membuat Membuat Mekah menjadi sebuah kota.

Mekah adalah kota yang diberkahi karena di tempat ini lahir Nabi Muhammad yang mulia. Di sekitar tempat ini pula, Nabi Adam dan Siti Hawa dipertemukan Allah (Jabal Rahmah). Di tempat ini pula, Nabi Ibrahim dan keturunannya (Ismail) mulai membangun peradaban dengan membangun (kembali) Ka’bah sebagai rumah suci dan Baitullah.

Saat membangun Ka’bah Ismail mengangkat batu-batu, membelah, dan meratakannya. Sementara itu Nabi Ibrahim menyusunnya menjadi sebuah bangunan. Agar dapat meletakkan btu-batu di tempat yang tinggi, Nabi Ibrahim berpijak di atas sebuah batu. Jika satu bagian telah selesai dikerjakan, beliau memindahkannya ke bgian lain sebagai tempat pijakan lagi. Demikian dilakukan terus sampai seluruh bagian Ka’bah selesai dibangun.

Telapak Nabi Ibrahim membekas di atas batu pijakan tersebut. Jika pergi ke Masjid Al-Haram, kita dapat melihatnya dalam sebuah rongga berkaca. Batu itu dinamakan maqam Ibrahim. Artinya tempat erpijak Ibrahim.

Setelah menyelesaikan pembangunan Ka’bah, Nabi Ibrahim dan Ismail berdoa, “Ya Allah terimalah apa yang kami telah kerjakan. Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Kemudian, Allah memerintahkan agar tempat itu dijaga kesucian dan kebersihannya sebagi tempat ibadah, tawaf, ruku’, dan sujud. Sebagai bentuk penjagaan terhadap Mekah dan wilayah di sekitarnya (kini meliputi juga Madinah Al-Munawwarah), masyarakat Arab sejak dulu hingga kini menunjuk diantara sebagian mereka untuk menjadi pemimpin mereka dan sekaligus penjaga Ka’bah. Salah satu yang terkenal adalah Hasyim bin Abdul Manaf dan Abdul Mutalib, kakek Nabi Muhammad saw. Pada saat masyarakat Mekah di bawah kepemimpinan Abdul Mutalib, mereka berhasil (atas pertolongan Allah) menggagalkan penghancuran Ka’bah yang akan dilakukan oleh Abrahah, penguasa lalim dari Yaman.

Penjagaan kota Mekah sekarang diserahkan ke pemerintahan Saudi Arabia. Mereka menamakannya dengan Khadim Al-Haramin, artinya pelayan atas dua kota haram, Mkah dan Madinah.

Sumber: Syaamil Al-Qur'an....
Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SAHABAT PENA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger