Salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H-
143 H
yaitu Ibnu Muqaffa merupakan pengarang
Kitab Kalilah dan Daminah yang mengatakan bahwa: “Pendidikan itu ialah yang kita
butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita
seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai
peradaban yang tinggi yang merupakan santapan akal dan rohani.”
Peran orang tua memberikan
banyak pengaruh bagi perkembangan anaknya. Berbagai macam pengaruh yang sengaja dipilih untuk membantu sang
anak demi perkembangan jasmaninya, akalnya, dan akhlaknya, sehingga secara
perlahan sampai kepada batas
kesempurnaan maksimal yang dapat dia capai, sehingga anak merasa senang dalam kehidupannya sebagai individu dan dalam kehidupan
kemasyarakatan (sosial)
dan setiap tindakan yang ke luar daripadanya, menjadi lebih sempurna, lebih
tepat, dan lebih baik bagi masyarakat.
Dalam hal ini pendidikan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.Pendidikan akal (intelektual)
2.Pendidikan jasmani
3.Pendidikan akhlak (moral)
1.Pendidikan akal (intelektual)
2.Pendidikan jasmani
3.Pendidikan akhlak (moral)
Kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga
"kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok
kerabat". Keluarga adalah sebuah wadah di mana terdapat beberapa orang yang memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarga inti ("nuclear family") terdiri dari ayah, ibu, dan
anak-anak mereka.
Keluarga adalah suatu kelompok kecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami, istri, dan juga
anak-anak yang senantiasa menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi
segala suka duka hidup. Dalam keluarga tersebut
memiliki peranan penting setiap komponen. Menurut ajaran Islam, bahwasanya anak adalah amanat Allah. Amanat wajib
dipertanggungjawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah begitu
mudah. Secara umum Allah
memerintahkan :
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka”. [Al Ayah]
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa telah datang kepada
Aisyah seorang ibu bersama dua anaknya yang masih kecil. Aisyah memberikan tiga
potong kurma kepada wanita itu. Diberilah oleh anak-anaknya masing-masing satu,
dan yang satu lagi untuknya. Kedua kurma itu dimakan anaknya sampai habis, lalu
mereka menoreh kearah ibunya. Sang ibu membelah kurma (bagiannya) menjadi dua,
dan diberikannya masing-masing sebelah kepada kedua anaknya.
Nabi Muhammad SAW datang, lalu diberitahu oleh Aisyah tentang hal itu. Nabi
Muhammad SAW bersabda :
“Apakah yang mengherankanmu dari kejadian itu, sesungguhnya Allah telah
mengasihinya berkat kasih sayangnya kepada kedua anaknya”.
Dari uraian tersebut jelaslah
bahwa: (1) kewajiban bagi orang tua menyelenggarakan pendidikan dalam rumah tangganya, dan (2)
kewajiban itu hal yang wajar
(natural) karena Allah menciptakan orang tua yang bersifat mencintai anaknya
sejak lahir.
Secara jelas mengingatkan para orang tua bahwa berhati hatilah memberikan pola asuh dalam memberikan pembinaan keluarga sakinah, seperti yang
termaktub dalam QS Lukman ayat 12 sampai 19. Jika ayat tersebut dikaji lebih
lanjut, maka kita akan menemukan beberapa
point-point penting diantaranya adalah :
1.
Pembinaan jiwa orang tua
2.
Pembinaan akidah anak
3.
Pembinaan jiwa social anak
Post a Comment