Bersama Rasulullah saw, Ibn Mas’ud ikut menyaksikan malam turunnya ayat jin ini. Rasulullah saw besabda, “Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin lalu kami pergi bersamanya, dan aku bacakan Al-Qur’an kepada mereka”.
Dalam riwayat shahih dijelaskan bahwa
golongan jin telah mendengarkan Nai Muhammad saw pada saat beliau sedang salat
dengan para sahabatnya dan membaca Al-Qur’an dengan lantunan suara yang
mendorong jin bergerak menuju ke haribaan-Nya. Setelah mereka mendengarkannya
dengan sungguh-sungguh dan memahami hakikat kalamullah, mereka bertolak dan
bergerak menuju masyarakatnya untuk member kabar gembira dan mengajarkan
apa-apa yang telah mereka pahami.
Allah swt mewahyukan hal ini kepada
Nabi Muhammad saw agar hatinya merasa tenteram dan jiwanya tetap menggelora
dalam dakwahnya meskipun orang-orang musyrik berpaling darinya. Ayat jin ini diturunkan
dalam surah Al-Ahqaf secara global pada dua ayat 29 dan 30 dan secara
terperinci, seperti yang digambarkan dalam surah jin untuk mremberikan teguran
pada kuffar yang tidak beriman bahkan
mendustakannya disebabkan sifat hasud yang menyelimuti diri mereka dan benci
apabila Allah menurunkan anugerahnya kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Dalam hadits ini, Rasulullah saw
mengajarkan kepada para sahabatnya, bagaimana mereka (golongan jin) menfakuri
dan mendaburi ayat-ayat Allah swt. Bangsa jin jika dalam ayat Al-Qur’an ada
sebuah pertanyaan, mereka menjawab pertanyaan tersebut. Ketika itu, Rasulullah
saw membaca surah Ar-rahman dan para sahabat diam semuanya. Mereka mendengar
surah yang sedang dibacakan Rasulullah saw, dari kalam-kalam Rabb semesta alam.
Ketika itu Rasulullah menyebutkan bahwa beliau telah membacakan surah Ar-rahman
kepada golongan jin pada satu malam, mereka serempak menjawab (merespon)
ayat-ayat yang dibaca Rasulullah saw, dari surah Ar-Rahman. Yang artinya mereka
lebih rspek terhadap ayat yang banyak menggunakan istifhan (pertanyaan) daripada kalin (para sahabat).
Firman Allah swt dalam surah
Ar-Rahman yang berbunyi: “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?” ini ditujukan kepada bangsa jin dan manusia. Artinya, nikmat Tuhan
yang mana yang kalian telah dustakan dengan meninggalkan rasa syukur, malah
kalian berbuat durhaka kepada Rasul-Nya? Mereka menjawab, “Wahai Tuhan kami,
sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya
bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami.
Post a Comment