Cerita tentang Majusi

Monday, May 28, 20120 komentar

Majusi adalah sebutan dalam islam bagi penganut agama yang mengikuti ajaran Zoroaster (Zarathustra) dari Persia, Iran. Zarathustra merombak agama Indo-Eropa lama. Dewa-dewa diturunkan derajatnya menjadi sekadar malaikat. Sementara Tuhan sendiri adalah esa, yakni Ahura Mazda. Dalam perang kosmos, Ahura Mazda ini selalu bertarung dengan penguasa kegelapan, Ahriman yang belakangan diadopsi orang-orang Ibrani sebagai Setan, Iblis, Azasil, atau Lucifer.

Zarathustra yang dilahirkan di Kota Maydiyyah di Rayyi pada abad ke-6 SM telah membentuk akidah Majusi yang terakhir. Beberapa sumber menyebutnya sebagai seorng nabi. Dia berasal dari Azerbaijan. Dia telah menulis buku yang dia beri judul Az-Zindafasta. Di dalam buku ini, Zoroaster akan meramal akan kedatangan Nabi Muhammad saw sebagaimana disebutkan oleh Fideyarti dalam bukunya, Muhammad Fi kutubi Al’Alam Al-Muqaddasah.
Nama Zarathustra atau dieja sebagai Zarav-ustra dalam bahasa Avesta, kemungkinan besar merupakan bahasa majemuk bahuvrihi dan terdiri dari kata zarata, “lemah, tua” dan ustra “unta” jadi artinya, “Dia yang memiliki unta-unta tua.” Namun, kata pertama kadang-kadang juga diartikan sebagai “kuning” atau “emas” (sesuai bahasa Persi modern zaerd) sehingga artinya menjadi “Dia yang memiliki unta yang berwarna keemasan”.

Pada awal kemunculan islam, Majusi merupakan suatu ajaran yang tersebar di tengah-tengah masyarakat Persia. Ajaran ini bahkan menjadi ajaran resmi negeri Sassanian sejak pertengahan abad ke-3 SM. Inti ajaran agama ini adalah perseturuan antara Ahura Mazda (Tuhan kebaikan atau cahaya), dan Ahriman (Tuhan kejahatan atau kegelapan). Mereka menyucikan api dengan cara menyalakannya sebagai penghormatan bagi Ahura Mazda. Bahkan, sampai sekarang rumah perapian itu masih ada, yang paling terkenal dan utama adalah rumah yang terdapat di Baku, ibu kota Azerbaijan. Selain itu, juga sesembahan api yang terdapat di puncak bukit di dekat Isfahan. Orang-orang Persia meninggalkan tempat penyembahan api di Yaman yang bangunannya masih tetap berada di sana. Beberapa ajarannya juga mengatakan diantaranya sebgai berikut.

1 .  Persamaan derajatnya dari laki-laki dan perempuan yang disebutkan dalam sejarah kuno Iran. Ajaran ini diadopsi oleh PBB pada akhir 1994 pada salah satu sidangnya yang berlangsung di Kairo. Pengadopsian ini ditujukan sebagai solusi untuk mengendalikan angka kelahiran.
2 .    Pemurnian air, tanah, udara, dan api. Pada bagian pertama dari 138 bukunya. Herodotus telah menyebutkan tentang kebersihan air kuno di Iran. Menurutnya, orang Persia zaman itu tidak diperkenankan buang air kecil sembarangan, terutama di dalam air. Mereka juga pantang mandi dengan menceburkan diri ke dalam air dan tidak pernah membiarkan orang lain melakukan itu.
3 .    Zarathustrian juga melarang perbudakan dan hal-hal lain yang tidak berprikemanusiaan.
4 . Zarthustrian adalah ajaran perjuangan untuk maju dan mengajarkan untuk menghindari kemalasan. Setiap orang seharusnya bergantung pada dirinya sendiri dan bebas menuai apa yang telah dia sendiri lakukan. Zoroaster masih memiliki beberapa peninggalan, di antaranya terdapat di Bombay (India), Yazd, dan Karman di tengah-tengah Iran.
  
      Dikutip dari Syaamil Al-Qur'an....
      Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SAHABAT PENA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger