Pembelajaran Kooperatif

Monday, July 9, 20120 komentar


Pembelajaran Kooperatif. Belajar Kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan untuk membantu siswa satu dengan siswa yang lainnya dalam mempelajari sesuatu ( Kauchak dan Eggen 1993). Oleh Slavin ( 2000) dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil, m,ereka saling membantu untuk mempelajari suatu materi. Hal senada diungkapkan oleh Thomson dan Smith bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan keterampilan antar pribadi. Anggota kelompok bertanggungjawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok untuk mempelajari materi itu sendiri. 
Dalam pembelajaran kooperatif kelas disusun atas kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 Orang anggota dengan kemampuan yang berbeda- beda ( heterogen ), yakni berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika kondisi memungkinkan, dalam pembentukan kelompok hendaknya diperhatikan juga tentang perbedaan suku, budaya, dan jenis kelamin. Siswa berada dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Aktifitas siswa antara lain :
1.       Mengikuti penjelasan guru secara aktif
2.       Bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok
3.       Memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya
4.       Mendorong kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif
5.       Berdiskusi
6.       Dll

Agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, siswa diberi  lembaran kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasn belajar. Dalam pembelajaran kooperatif penghargaan diberikan kepada kelompok.

Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecendrungan siswa untuk berinteraksi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dalam setting kelas, siswa lebih banyak  belajar dari satu teman ket teman yang lainnya diantara sesame siswa dari pada belajar dari guru. Dan juga pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.
Menurut Lundgren (1994) manfaat pembelajaran kooperatif  bagi siswa dengan hasil belajar rendah adalah :

1.       Meningkatkan motivasi
2.       Meningkatkan hasil belajar
3.       Meningkatkan retensi atau penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.

Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional oleh Lundrgen (1994), sebagai berikut :

Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional
·         Kepemimpinan bersama
Ø  Satu pemimpin
·         Saling ketergantungan yang positif
Ø  Tidak saling tergantung
·         Keanggotaan heterogen
Ø  Keanggotaan homogeny
·         Mempelajari keterampilan- keterampilan koopertaif
Ø  Asumsi adanya keterampilan social
·         Tangungjawab terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok
Ø  Tangungjawab terhadap hasil belajar sendiri
·         Menekankan pada tugas dan hubungan kooperatif
Ø  Hanya menekankan pada tugas
·         Ditunjang oleh guru
Ø  Diarahkan oleh guru
·         Satu hasil kelompok
Ø  Bebrapa hasil individual
·         Evaluasi kelompok
Ø  Evaluasi individu


Menurut Slavin (2000), aktivitas pembelajaran kooperatif dapat memainkan banyak peran dalam pelajaran. Dalam satu pelajaran tertentu pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk tiga tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, dalam suatu pelajaran tertentu para siswa bekerja berkelompok untuk berupaya menemukan sesuatu, misalnya saling membantu mengungkapkan prinsip-prinsip suara melalui pengamatan dan aktivitas menggunakan botol berisi air.  Setelah pelajaran selesai, siswa dapat bekerja sebagai kelompok-kelompok diskusi. Akhirnya siswa mendapat kesempatan bekerjasama untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai segala sesuatu tentang pelajaran tersebut sebagai persiapan untuk kuis, bekerja dalam suatu format belajar kelompok. Di dalam scenario yang lain, kelompok kooperatif dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah kompleks.

Menurut Slavin (2000) beberapa keuntungan dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1.       Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjungjung tinggi norma-norma kelompok.
2.       Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil
3.       Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4.       Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5.       Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif ( teori Piaget ).

Dalam pembelajaran kooperatif diperlukan keterampilan-keterampilan khusus yang disebut dengan keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk melancarkan peranan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komonikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok.

Keterampilan-keterampilan kooperatif yang dimaksud dibagi atas tiga tingkatan, yaitu :
a.       Keterampilan kooperatif tingkat awal, antara lain :
1.       Mengunakan kesepakatan, yaitu menyamakan pendapat  kelompok.
2.       Menghargai konstribusi ( pendapat atau pekerjaan ) orang lain.
3.       Mengambil giliran dan berbagai tugas.
4.       Tetap berada dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
5.       Tetap melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
6.       Mendorong berpartisipasi semua anggota kelompok.
7.       Mengundang orang lain untuk bicara.
8.       Menyelesaikan tugas tepat waktu.
9.       Menghormati perbedaan individu.

b.      Keterampilan kooperatif tingkat mengah, antara lain :
1.       Menunjukkan penghargaan dan simpati.
2.       Mengungkapkan ketidak setujuan terhadap ide/tugas orang lain atau kelompok lain dengan cara yang wajar.
3.       Mendengarkan dengan aktif.
4.       Bertanya.
5.       Membuat ringkasan.
6.       Menafsirkan.
7.       Mangatur dan mengorganisasi.
8.       Menerima tanggungjawab.
9.       Mengurangi ketegangan.

c.       Keterampilan kooperatif tingkat mahir, antara lain :
1.       Mengelaborasi, yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menguhubungkan pendfapat-pendapat dengan topic tertentu,
2.       Memeriksa dengan cermat setiap ide/konsep yang dibahas.
3.       Berkompromi dalam menentukan pokok permasalahan atau hal lain.
4.       Menanyakan kebenaran.
5.       Menetapkan tujuan dan prioritas-prioritas.
6.       Mendorong berpartisipasi setiap anggota kelompok.
7.       Mengundang orang lain untuk bicara.

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase ke-
Indikator
Aktivitas Guru
1.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (sandar kompetensi) yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2.
Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3.
Mengorganisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien.
4.
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas dalam hal menggunakan keterampilan kooperatif.
5.
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya.
6.
Memberikan penghargaan
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SAHABAT PENA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger