Pembelajaran Kooperatif. Belajar Kooperatif merupakan suatu kumpulan
strategi mengajar yang digunakan untuk membantu siswa satu dengan siswa yang
lainnya dalam mempelajari sesuatu ( Kauchak dan Eggen 1993). Oleh Slavin (
2000) dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil,
m,ereka saling membantu untuk mempelajari suatu materi. Hal senada diungkapkan
oleh Thomson dan Smith bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan
keterampilan antar pribadi. Anggota kelompok bertanggungjawab atas ketuntasan
tugas-tugas kelompok untuk mempelajari materi itu sendiri.
Dalam pembelajaran kooperatif kelas disusun
atas kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 Orang anggota
dengan kemampuan yang berbeda- beda ( heterogen ), yakni berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Jika kondisi memungkinkan, dalam pembentukan kelompok
hendaknya diperhatikan juga tentang perbedaan suku, budaya, dan jenis kelamin.
Siswa berada dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Aktifitas siswa
antara lain :
1.
Mengikuti
penjelasan guru secara aktif
2.
Bekerjasama
menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok
3.
Memberikan
penjelasan kepada teman sekelompoknya
4.
Mendorong
kelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif
5.
Berdiskusi
6.
Dll
Agar pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif, siswa diberi
lembaran kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompoknya
untuk mencapai ketuntasn belajar. Dalam pembelajaran kooperatif penghargaan
diberikan kepada kelompok.
Pembelajaran kooperatif memanfaatkan
kecendrungan siswa untuk berinteraksi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
dalam setting kelas, siswa lebih banyak
belajar dari satu teman ket teman yang lainnya diantara sesame siswa
dari pada belajar dari guru. Dan juga pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.
Menurut Lundgren (1994) manfaat pembelajaran
kooperatif bagi siswa dengan hasil
belajar rendah adalah :
1.
Meningkatkan
motivasi
2.
Meningkatkan
hasil belajar
3.
Meningkatkan
retensi atau penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama.
Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan
kelompok belajar tradisional oleh Lundrgen (1994), sebagai berikut :
Kelompok Belajar Kooperatif
|
Kelompok Belajar Tradisional
|
·
Kepemimpinan
bersama
|
Ø
Satu
pemimpin
|
·
Saling
ketergantungan yang positif
|
Ø
Tidak
saling tergantung
|
·
Keanggotaan
heterogen
|
Ø
Keanggotaan
homogeny
|
·
Mempelajari
keterampilan- keterampilan koopertaif
|
Ø
Asumsi
adanya keterampilan social
|
·
Tangungjawab
terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok
|
Ø
Tangungjawab
terhadap hasil belajar sendiri
|
·
Menekankan
pada tugas dan hubungan kooperatif
|
Ø
Hanya
menekankan pada tugas
|
·
Ditunjang
oleh guru
|
Ø
Diarahkan
oleh guru
|
·
Satu
hasil kelompok
|
Ø
Bebrapa
hasil individual
|
·
Evaluasi
kelompok
|
Ø
Evaluasi
individu
|
Menurut Slavin (2000), aktivitas
pembelajaran kooperatif dapat memainkan banyak peran dalam pelajaran. Dalam
satu pelajaran tertentu pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk tiga
tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, dalam suatu pelajaran tertentu para siswa
bekerja berkelompok untuk berupaya menemukan sesuatu, misalnya saling membantu
mengungkapkan prinsip-prinsip suara melalui pengamatan dan aktivitas
menggunakan botol berisi air. Setelah
pelajaran selesai, siswa dapat bekerja sebagai kelompok-kelompok diskusi.
Akhirnya siswa mendapat kesempatan bekerjasama untuk memastikan bahwa seluruh
anggota kelompok telah menguasai segala sesuatu tentang pelajaran tersebut
sebagai persiapan untuk kuis, bekerja dalam suatu format belajar kelompok. Di
dalam scenario yang lain, kelompok kooperatif dapat digunakan untuk memecahkan
suatu masalah kompleks.
Menurut Slavin (2000) beberapa keuntungan
dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1.
Siswa
bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjungjung tinggi norma-norma
kelompok.
2.
Siswa
aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil
3.
Aktif
berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4.
Interaksi
antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5.
Interaksi
antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non
konservatif menjadi konservatif ( teori Piaget ).
Dalam pembelajaran kooperatif diperlukan
keterampilan-keterampilan khusus yang disebut dengan keterampilan kooperatif.
Keterampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk melancarkan peranan hubungan
kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan
komonikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi
tugas antar anggota kelompok.
Keterampilan-keterampilan
kooperatif yang dimaksud dibagi atas tiga tingkatan, yaitu :
a. Keterampilan
kooperatif tingkat awal, antara lain :
1.
Mengunakan
kesepakatan, yaitu menyamakan pendapat
kelompok.
2.
Menghargai
konstribusi ( pendapat atau pekerjaan ) orang lain.
3.
Mengambil
giliran dan berbagai tugas.
4.
Tetap
berada dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
5.
Tetap
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
6.
Mendorong
berpartisipasi semua anggota kelompok.
7.
Mengundang
orang lain untuk bicara.
8.
Menyelesaikan
tugas tepat waktu.
9.
Menghormati
perbedaan individu.
b. Keterampilan
kooperatif tingkat mengah, antara lain :
1.
Menunjukkan
penghargaan dan simpati.
2.
Mengungkapkan
ketidak setujuan terhadap ide/tugas orang lain atau kelompok lain dengan cara
yang wajar.
3.
Mendengarkan
dengan aktif.
4.
Bertanya.
5.
Membuat
ringkasan.
6.
Menafsirkan.
7.
Mangatur
dan mengorganisasi.
8.
Menerima
tanggungjawab.
9.
Mengurangi
ketegangan.
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, antara lain :
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, antara lain :
1.
Mengelaborasi,
yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menguhubungkan
pendfapat-pendapat dengan topic tertentu,
2.
Memeriksa
dengan cermat setiap ide/konsep yang dibahas.
3.
Berkompromi
dalam menentukan pokok permasalahan atau hal lain.
4.
Menanyakan
kebenaran.
5.
Menetapkan
tujuan dan prioritas-prioritas.
6.
Mendorong
berpartisipasi setiap anggota kelompok.
7.
Mengundang
orang lain untuk bicara.
Sintaks
Model Pembelajaran Kooperatif
Fase ke-
|
Indikator
|
Aktivitas Guru
|
1.
|
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (sandar
kompetensi) yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
|
2.
|
Menyajikan Informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
|
3.
|
Mengorganisikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien.
|
4.
|
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas dalam hal menggunakan keterampilan kooperatif.
|
5.
|
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya.
|
6.
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru
memberikan cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
|
Post a Comment