Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif. Tipe Student Team Achievement Division (
STAD ). Tipe Student
Team Achievement Division ( STAD ) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2000), dalam STAD siswa
ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat orang yang hiterogen
yakni merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, suku, dan
lain-lain.
Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah terdiri enam fase sebagai berikut :
FASE
|
TINGKAH LAKU GURU
|
Fase – 1
Menyaampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
- Menyampaikan
tujuan pembelajaran atau indicator hasil belajar
-
Memotivasi siswa
-
Mengkaitkan
pelajaran sekarang dengan yang terdahulu
|
Fase – 2
Menyajikan informasi
|
- Menyajikan
informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau bacaan
|
Fase – 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
|
- Menjelaskan
kepada siswa cara membentuk kelompok belajar
- Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar ( setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang
yang heterogen )
|
Fase – 4
Membeimbing siswa beklerja dan belajar
|
- Membinmbing
kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.
|
Fase – 5
Evaluasi
|
- Mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta siswa
mampresentasikan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi
|
Fase – 6
Memberikan penghargaan
|
- Memberikan
penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik secara individu maupun
kelompok.
|
Guru
menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja didalam kelompok mereka untuk memsatikan
bahwa seluruh anggpta kelompok telah menguasai materi pelajaran tersebut.
Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan tes tentangmateri itu. Pada waktu tes
ini mereka tidak dapat saling membantu. Poin setipa anggota tim ini selanjutnya
dijumlahkan untuk mendapatkan skor kelompok. Tim yang mencapai keriteria
tertentu diberikan penghargaan atau sertifikat/ ganjaran lain.
Tipe Team Games Tournamens (TGT). Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah
suatu pembelajaran dimana setelah
kehadiran guru, siswa pidah kekelompoknya masing-masinguntuk saling
membantru menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari materi yang diberikan. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan
bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari kelompok lain.
Tiga siswa dalam setiap turnamen. Mereka menjawab satu pertanyaan yang sama,
yang telah dibahas bersama-sam dalam kelompomnya. Dengan cara ini setiap siswa
berkesempatan menyumbangkan skor sebanyak-banyaknya untuk kelompoknya.
Tahap-tahap
(skenario) dalam pembelajaran koopertaif tipe TGT adalah sebagai berikut :
Pembentukan kelompok . Kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil
yang anggotanya terdiri dari 4-5 siswa. Perlu diperhatikan bahwa setiap
kelompok mempunyai sifat hiterogen dalam hal jenis kelamin, kemampuan akademik,
dll. Masing-masing kelompok diberi kode, misalnya I, II, III, dan seterusnya.
Sebelum materi pelajaran diberikan , kepada siswa dijelaskan bahwa mereka akan
bekerjasama dalam kelompok selama beberapa minggu dan memainkan permainan
akademik untuk menambah poin bagi nilai kelompok mereka, dan bahwa kelompok
yang nilainya tinggi akan mendapatkan penghargaan.
Pemberian materi. Materi pelajaran mula-mula diberikan melalui
presentasi kelas, berupa pengajaran langsungatau diskusi bahan pelajaran yang
dilakukan guru, menggunakan audiovisual. Materi pengajaran dalam TGT dirancang
khusus untuk menunjang pelaksanaan turnamen. Materi ini dapat dibuat sendiri
dengan jalan mempersiapkan lembaran kerja siswa.
Belajar kelompok. Kepada masing-masing kelompok diberikan LKS
yang telah disediakan untuk di selesaikan.fungsi utama kelompok ini adalah
memastikan semua anggota kelompok belajar, dan lebih khusus lagi untuk
menyiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan soal-soal latihan yang akan
dievaluasi melalui turnamen. Setelah guru
memberikan materi I, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja dan
materi lainnya. Dalam belajar kelompok, siswa diminta mendiskusikan masalah
secara bersama-sama, membandingkan jawabannya, dan mengereksi miskonsepsi jika
teman satu kelompok membuat kesalahan.
Turnamen. Turnamen dapat dilaksanakan tiap bulan aatau tiap akhir pokok bahasan.
Untuk melaksanakan turnamen, langkahnya adalah sebagai berikut :
Membentuk meja turnamen disesuaikan dengan banyaknya siswa pada setiap kelompok
Membentuk meja turnamen disesuaikan dengan banyaknya siswa pada setiap kelompok
Menentukan rangking ( berdasrkan kemampuan )
setiap siswa pada masing-masing kelompok.
Menetapkan siswa dengan rangking yang sama
pada meja yang sama.
Masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk mendapatkan skor
sebanyak-banyaknya.
Skor siswa dari masing-masing kelompok
dikumpulkan, dan ditentukan kelompok yang mempunyai jumlah kumulatif tertinggi sebagai pemenang
pertandingaan.
Skor individu. Skor individu adalah skor yang diperoleh
masing-masing anggotadalam teks akhir.
Skor kelompok. Skor kelompok diperoleh dari rata-rata nilai
perkembanmgan anggota kelompok. Nilai perkembangan adalah nilai yang diperoleh
oleh masing-masing siswa dengan membandingkan skor pada tes awal dengan skor
pada tes akhir. Perhitungan nilai perkembangan sama dengan pada tipe STAD.
Penghargaan. Segera setelah turnamen, hitunglah nilai
kelompok dan siapkan sertifikat kelompok untuk menghargai kelompok yang
bernilai tinggi. Keberhasilan nilai kelompok dibagi dalam tiga tingkatan
penghartgaan, sama seperti pada tipe STAD.
Tipe Jigsaw. Koopertif tipe Jigsaw ini dikembangkan oleh
Elliot Aronson’s. kooperatif tipe jigsaw ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak
hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya. Dengan
demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerjasama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Dalam
penggunaan kooperatif tipe Jigsaw ini, dibentuk kelompok-kelompok heterogen
beranggotakan 4-6 siswa. Materi pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk
tes dan setiap siswa bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya (
Arends 2001 ).
Anggota pada
kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi ( antar ahli
), saling membantu satu dengan lainnya untuk mempelari topik yang diberikan (
ditugaskan ) kepada mereka. Kemudian siswa tersebut kembali pada kelompok
masing-masing (kelompok asal) untuk menjelaskan kepada teman-teman satu
kelompok tentang apa yang telah dipelajari. Dengan demikian penggunaan tipe
Jigsaw terdapat dua jenis kelompok, yakni kelompok asal dan kelompok ahli.
Dalam pengorganisasian belajar seperti ini memiliki keterkaitan dengan “ Penggunaan Tutor Sebaya “.
Tahap-tahap
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut :
FASE
|
TINGKAH LAKU GURU
|
Fase – 1
Menyaampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
- Menyampaikan
tujuan pembelajaran atau indicator hasil belajar
- Memotivasi
siswa
- Mengkaitkan
pelajaran sekarang dengan yang terdahulu
|
Fase – 2
Menyajikan informasi
|
- Menyajikan
informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau bacaan
|
Fase – 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
- Menjelaskan
kepada siswa cara membentuk kelompok belajar
- Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
( setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang yang heterogen , dan setiap
anggota diberi tanggungjawab untuk memepelajari bagian tertentu, bzhzn yang
diberikan untuk menjadi ahli pada masing-masing bagian tertentu )
|
Fase – 4
Membeimbing kelompok beklerja dan belajar
|
- Membinmbing
kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.
|
Fase – 5
Evaluasi
|
- Mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta siswa
mampresentasikan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi
|
Fase
– 6
Memberikan
penghargaan
|
- Memberikan
penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik secara individu maupun
kelompok.
|
Jigsaw didesain selain untuk
meningkatkan rasa tanggungjawab siswa secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang positif ( saling membantu ) terhadap teman sekelompomknya.
Pada akhir pembelajaran diberikan tes kepada siswa secara individual. Materi yang
diteskan meliputi materi yang telah dibahas. Kunci pembelajaran tipe Jikgsaw
adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota kelompok yang memberikan
informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik.
Tipe Teams Assited Individulization (TAI). Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah
suatu pembelajaran kelompok dengan cara :
1. Meminta siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok pembelajaran
2.
Bertanggungjawab
dalam pengaturan dan pengecekan secara rutin,
3.
Saling
membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berinteraksi
Komponen-Komponen
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Komponen
Pertama TEAMS
Ø
Kelompok
yang dibentuk beranggotakan 4 s.d 6
siswa
Ø
Anggota
kelompok heterogen
Ø
Fungsi kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota
kelompok ikut belajar dan lebih khusus lagi mempersiapkan anggotanya untuk
mengerjakan tes dengan baik
Komponen Kedua Student Creative
Ø
Pemberian
metode pemecahan masalah secara tahap demi tahap
Ø
Pemberian
tes formatif (misalnya dalam bentuk LKS)
Ø
Pemberian
tes Unit
Komponen Ketiga Team Study
Ø Para siswa membentuk pasangan-pasangan atau
bertiga dalam suatu kelompok
Ø
Para
siswa membaca tes formatif
Ø
Masing-masing siswa mengerjakan soal pertama dengan
menggunakan cara sendiri, kemudian meminta seorang teman sekolompoknya untuk
memeriksa jawaban
Ø
Apabila jawabannya semua benar, maka boleh meneruskan tes
sumatif. Apabila ada yang salah, siswa harus mencoba kembali soal tersebut
sampai benar.
Ø Jika ada siswa
yang mengalami kesulitan, maka disarankan meminta bantuan dari teman
kelompoknya sebelum meminta pada guru
Ø
Tidak diperbolehkan mengambil tes sumatif sebelum lulus
tes formatif
Ø
Siswa yang menyelesaikan tes unit merupakan tes akhir
untuk menentukan skor kelompok
Komponen Keempat Team Scores and Recognition
Ø Setia minggu,
guru menghitung skor kelompok
Ø
Skor didasarkan pada jumlah rata-rata sumatif yang
tercakup oleh anggota kelompok
Ø
Menentukan peringkat setiap kelompok
Komponen Kelima Teaching Group
Guru melakukan
proses pembelajaran langsung pada kelompok-kelompok
Komponen
Keenam Fact Test
Dua kali
seminggu, para siswa mengambil tes-tes tiga menit berdasarkan fakta
Komponen
Ketujuh Whole-Class unit
Ø Setelah tiga
minggu, guru menghentikan program individual yang digunakan dalam menyelesaikan
tes
Ø
Guru membahas strategi pemecahan masalah selama satu
minggu.
ExamplesNonExamples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkahnya adalah :
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD. Langkah-langkahnya adalah :
1. Mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Menempelkan gambar
di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisa
gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping.
Langkah-langkah:
Pada metode ini siswa dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping.
Langkah-langkah:
1.
Membentuk
kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen.
2.
Memberikan
wacana / kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa
bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4.
Mempresentasikan
/ membacakan hasil kelompok.
5.
membuat
kesimpulan bersama.
Kepala Bernomor
Struktur (Modifikasi dari Number Heads).
Siswa
dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda
dan nantinya dapat bergabung dengan kelompok
lain yang bernomor sama untuk
bekerjasama.
Langkah-langkah:
1. Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas yang
berangkai.
3.Jika
perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antarkelompok, siswa disuruh keluar
dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini, siswa
dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerjasama
mereka.
4.
Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari
kelompok yang lain.
5.
Kesimpulan
Post a Comment