Perempuan memegang peranan
dalam bisnis skala mikro, persentasenya bahkan 60 persen dibanding lelaki.
Namun, pebisnis perempuan masih perlu didorong untuk mengatasi hambatannya
dalam mengembangkan bisnisnya ke skala lebih besar.
Yanti Koestoer, Executive Director Indonesia Business Links
(IBL), mengungkapkan bahwa eksistensi perempuan dalam dunia wirausaha masih
rendah dibandingkan pria. Kondisi ini semakin meneguhkan anggapan bahwa dunia
wirausaha identik dengan dunia lelaki. Padahal, tak sedikit perempuan yang
terdorong berwirausaha.
“Pebisnis perempuan masih mengalami hambatan dalam menjalankan
wirausahanya. Padahal, bisnis yang dijalankan perempuan masih bisa ditingkatkan
ke level berikutnya,” papar Yanti kepada Kompas Female, di sela lokakarya
bertema “Menguatkan Potensi Kewirausahaan bagi Perempuan Indonesia” bekerja
sama dengan Indonesia Power, Action Coach, dan Unilever di Gedung Indonesia
Power.
Selanjutnya, Yanti menjelaskan sejumlah hambatan yang masih
dialami pebisnis perempuan:
Akses atas kredit
Persoalan akses permodalan memang dialami oleh hampir kebanyakan pengusaha skala kecil. Masalah jaminan, yang seringkali diminta perbankan untuk menyalurkan kredit usaha, menjadi hambatannya. Menurut Yanti, regulasi usaha mikro perlu berpihak pada pebisnis skala UKM untuk memberikan akses kredit atau permodalan.
Persoalan akses permodalan memang dialami oleh hampir kebanyakan pengusaha skala kecil. Masalah jaminan, yang seringkali diminta perbankan untuk menyalurkan kredit usaha, menjadi hambatannya. Menurut Yanti, regulasi usaha mikro perlu berpihak pada pebisnis skala UKM untuk memberikan akses kredit atau permodalan.
Peran ganda
Kendala paling umum bagi perempuan bekerja adalah peran ganda. Tantangan bagi perempuan adalah menjalankan perannya dalam karier dan rumah tangga. Hal ini perlu dilihat sebagai tantangan, dan pebisnis pun harus profesional layaknya pekerja. Sebagian perempuan yang berbisnis menganggap usahanya adalah sampingan. Padahal berbisnis membutuhkan fokus dan konsentrasi, layaknya profesional.
Kendala paling umum bagi perempuan bekerja adalah peran ganda. Tantangan bagi perempuan adalah menjalankan perannya dalam karier dan rumah tangga. Hal ini perlu dilihat sebagai tantangan, dan pebisnis pun harus profesional layaknya pekerja. Sebagian perempuan yang berbisnis menganggap usahanya adalah sampingan. Padahal berbisnis membutuhkan fokus dan konsentrasi, layaknya profesional.
Etika bisnis
Pebisnis perlu lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang etika bisnis. Misalnya, bagaimana menjalankan bisnis menguntungkan secara legal dan baik. Atau bagaimana menerapkan etika bisnis dalam memenangkan tender tanpa suap, dan berbagai etika lainnya yang perlu disosialisasikan lebih jauh kepada pebisnis.
Pebisnis perlu lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang etika bisnis. Misalnya, bagaimana menjalankan bisnis menguntungkan secara legal dan baik. Atau bagaimana menerapkan etika bisnis dalam memenangkan tender tanpa suap, dan berbagai etika lainnya yang perlu disosialisasikan lebih jauh kepada pebisnis.
Berikut kami berikan sebuah bisnis menarik untuk perempuan
indonesia. Kenapa
menarik? Bisnis dengan modal yang sangat kecil! Kami support anda sepenuhnya
untuk marketing secara online. Mulai dari tutorial internet marketing, facebook
marketing dll. Kami juga buatkan online shop secara gratis serta aplikasi untuk
facebook. Lihat pengunjung web ini (resep.web.id) saat ini rata – rata 14.000
visitor per hari. Mau tau rahasianya? Mau ikut kami berbisnis online? Pasti!
tidak akan menyita waktu anda.
Editor: din,kompas[dot]com, edit: resep
Post a Comment