Al-Quran menyebutkannya sebanyak dua
kali dalam firman Allah surah Al-Furqan, 25:38 dan surah Qaf, 50:12.
Rass secara harfiah adalah sumur yang
dipenuhi batu. Mereka adalah para penyembah pohon Shanubar yang disebut pula
Shahdarkht. Pohon ini ditanam oleh Yafits bin Nuh di bibir sebuah mata air yang
disebut Rusyanaab. Mereka dinamakan demikian (Ashabul Al-Ras) karena mereka
telah membenamkan nabi mereka ke dalam sumur. Nabi yang dibenamkan itu adalah
nabi setelah Nabi Sulaiman.
“Dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan
Samud serta penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi diantara
kaum-kaum tersebut. Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka perumpamaan dan
masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan
sehancur-hancurnya”. (QS. Al-Furqan, 25: 38-39).
Sebagaiman yang dikatakan oleh Ibnu
Abbas r.a: “Rass ialah satu telaga yang berada di Negara Azerbajin”. Dan penduduk
Rass adalah ahli Qaryah dari salah satu perkampungan Tsamud”.
Rass adalah telaga yang sudah kering
airnya, kemudian dijadikan nama suatu kaum yaitu kaum Rass. Mereka menyembah
patung, lalu Allah mengutus Nabi Syu’aib a.s kepada mereka.
Abu Bakar Muhammad bin Al-Hasan
Al-Naqqasy telah berkata: “Penduduk Rass mempunyai sebuah telaga yang member minum
kepada mereka dan menyuburkan tanah-tanah mereka. Dan mempunyai seorang raja
yang adil dan baik akhlaknya sehingga ketika raja itu mati, mereka semua sangat
menyayanginya. Selepas beberapa hari berlalu maka ada syetan menyamar sebagai
raja tersebut di hadapan mereka dengan mengatakan, “Aku belum mati lagi, akan
tetapi aku tidak dapat dilihat oleh kamu semua sehingga aku lihat Raja kamu
(dengan maksud dibuatkan patung yang berupa raja tersebut).”
Maka, penduduk Rass gembira dengan
berita itu dengan diadakan dinding diantara mereka dengan patung itu untuk
berinteraksi dengan raja itu pada sangkaan mereka (seperti yang dikehendaki
oleh setan), dan dikatakan kepada mereka bahwa tidak akan mati untuk
selama-lamanya.
Oleh karena itu, penduduk Rass sangat
gembira karena raja mereka masih hidup dan ada bersama-sama dengan mereka,
sehingga mereka mengadakan korban dan menyembah patung itu.
Lalu, Allah mengutuskan seorang rasul
untuk memberitahu kepada mereka bahwa ada setan yang menyamar di balik patung
tersebut, melarang mereka untuk menyembah kepada patung tersebut dan menyuruh
mereka kembali menyembah Allah yang Maha Esa.
Lalu nabi ini dimusuhi, dibunuh, dan
dibuang jasadnya ke dalam telaga. Maka air telaga itu berubah menjadi tidak
seindah seperti dulu; mematikan tanaman-tanaman mereka, makin diminum airnya
makin haus, pepohonan tidak berubah dan rumah mereka menjadi rusak jika terkena
air telaga itu. Sehingga bangsa ini musnah sedikit demi sedikit dan tempat
tinggal itu dihuni oleh jin dan binatang-binatang liar.
Mereka adalah satu kaum yang kaya
yang mempunyai banyak telaga dan pelbagai peternakan. Tetapi mereka tergolong
dari kaum yang menyembah patung. Kemudian, Allah mengutuskan kepada mereka
rasul, lalu mereka mendustakan rasul tersebut. Mereka duduk di sekitar
telaga-telaga tersebut sambil dibinasakan. Ibnu Jarir memilih untuk mengatakan
mereka adalah Ashab Al-Ukhdud sebagaimana yang tercatat dalam surah Al Buruj.
Kisah ini mengenalkan kita tentang
kisah-kisah yang disebut dalam Al-Quran. Banyak umat-umat yang terdahulu telah
dibinasakan oleh Allah karena mereka menyekutukan Allah dalam ibadah dan akidah
mereka dengan cara menyembah patung-patung dan tidak mempercayai akan
risalah-risalah dan dakwah yang dibawa oleh rasul-rasul utusan Allah.
Sumber: Syaamil Al-Qur'an....
Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/
Sumber: Syaamil Al-Qur'an....
Silahkan kunjungi website ini http://www.khodijahenterprise.com/
+ komentar + 2 komentar
mohon share..terima kasih
Good
Post a Comment