Salam kenal dari saya.
Saya anak pertama dari delapan bersaudara, kebanyakan permpuan (tujuh) dan hanya satu laki-laki (bungsu). Saya lahir di Watampone, menghabiskan masa kecil hingga remaja (TK sampai SMA) di kota beras Sidenreng Rappang. Sungguh riang hati saya jika mengingat masa-masa kecil di kota itu. lucu dan mengasyikkan. Setelah lulus SMU saya menginjakkan kaki di kota Daeng (Makassar) menimba ilmu di perguruan tinggi hingga master degree. Dunia yang saya jelajahi adalah bidang pendidikan. Yach begitulah jika orang tua pindah kerja anak pun juga ikut. Aseeekkk...
Tahun 2007 kota beras (Sidrap) itu kami tinggalkan dan ke tempat kelahiran saya dimana orang tua saya dilahirkan dan dibesarkan yaitu kota Arung Palakka Malampe'e Gemme'na. Kota Bone, kota beradat. Di tempat itulah keluarga besar saya yang mendominasi. Wajar saja kalo berbahasa lagunya tidak senada dengan To Bone. Logat Bone halus banget lho sodara...
Berbagai lika liku kehidupan, belajar menapaki jalan beribu mil, bercermin di wajah orang lain, suka, duka, segala sisi kehidupan yang saya lihat, saya rasakan, saya pikirkan, saya amati hingga akhirnya saya berkesimpulan bahwa sungguh keras hidup ini.
Air mata yang bergelimang di pipi saya, mata berkaca-kaca seakan-akan tak akan ada lagi tawa menanti di kemudian hari. Tapi sungguh Tuhan maha Adil, Maha Mengetahui, Maha Pengasih. Hamba Mu ini tak berdaya. Allah tidak pernah mengcewakan hambanya, kini hati saya bergetar sambil merintih seolah-olah ada yang membisik bahwa inilah buah dari kesabaran mu. Sungguh sabar itu tidak ada batasnya karena pada akhirnya akan berbuah manis di kemudian hari. Hanya orang yang tidak berfikir jika mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya.
Kini dunia kian terasa menjadi ajang tumbuh kembangnya sains dan teknologi (SAINSTEK), kehidupan ini dibuatnya menjadi serba rasionalistik yang teracu galau kemilaunya materialisme semata. Untuk itulah diperlukan pendalaman agama dari dua aspek secara berimbang dan mendalam secara hakiki . Gabriel Marcel seorang ahli filsafat mengatakan bahwa manusi itu adalah suatu misteri yang tidak dapat dimengerti dengan tuntas terlebih lagi jika dirumuskan seperti matematika atau fisika.
Saya lebih senang mempelajari ilmu tentang pendidikan misalnya Fisika bila dikaitkan dengan ajaran agama Islam.
Post a Comment